Dari Pembiasaan Menuju
Pemahaman dan Pembelaan Akidah-Amaliah NU, Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur 360 hlm, 14,5 x 21
cm.
Buku ini secara
umum terdiri dari tiga pembahasan utama dalam tiga bab. Pertama,
penjelasan tentang berbagai kelompok, aliran dan sekte dalam sejarah
umat Islam serta beberapa kelompok atau organisasi yang lahir dan
berkembang pada kurun-kurun akhir, baik di Indonesia maupun di negara
lain. Pembahasan ini berguna untuk memetakan posisi Ahlussunnah
Wal-Jama’ah yang moderat (tawassuth)
Kedua, pembahasan tentang Ahlussunnah Wa-Jama’ah yang diikuti oleh Nahdhatul Ulama (Aswaja NU), termasuk penjelasan mengenai madzhab teologi al-Asy’ari dan al-Maturidi yang diikuti oleh organisasi terbesar di Indonesia ini, bahkan oleh mayoritas umat Islam di dunia sepanjang zaman.
Ketiga, pamaparan mengenai tradisi islami dan dalil-dalilnya. Khususnya bagi warga NU yang barangkali memandang tradisi islami sebagai suatu kebiasaan, kini sudah saatnya memahami, bahkan melakukan pembelaan, bahwa apa yang mereka lakukan selama ini bukanlah bid’ah yang sesat, yang dapat menjerumuskan mereka dalam siksa neraka. Sedang bagi selain warga NU yang selama ini rajin menuduh bahwa NU adalah “gudang”nya takhayyul, bid’ah, c(k)hurafat (biasa mereka singkat TBC), menjadi mengerti bahwa yang dilakukan umat Islam yang berafiliasi ke NU ternyata memiliki dasar dalil. Minimal, mereka menjadi sosok yang dapat memahami perbedaan di tengah umat dengan cara yang santun, dewasa, dan arif. Perbedaan dalam masalah furu’iyyah (cabang agama) adalah suatu keniscayaan, bukan malah dijadikan sebagai senjata yang digunakan untuk menyerang sesama saudara seiman dan seagama.
Ketiga, pamaparan mengenai tradisi islami dan dalil-dalilnya. Khususnya bagi warga NU yang barangkali memandang tradisi islami sebagai suatu kebiasaan, kini sudah saatnya memahami, bahkan melakukan pembelaan, bahwa apa yang mereka lakukan selama ini bukanlah bid’ah yang sesat, yang dapat menjerumuskan mereka dalam siksa neraka. Sedang bagi selain warga NU yang selama ini rajin menuduh bahwa NU adalah “gudang”nya takhayyul, bid’ah, c(k)hurafat (biasa mereka singkat TBC), menjadi mengerti bahwa yang dilakukan umat Islam yang berafiliasi ke NU ternyata memiliki dasar dalil. Minimal, mereka menjadi sosok yang dapat memahami perbedaan di tengah umat dengan cara yang santun, dewasa, dan arif. Perbedaan dalam masalah furu’iyyah (cabang agama) adalah suatu keniscayaan, bukan malah dijadikan sebagai senjata yang digunakan untuk menyerang sesama saudara seiman dan seagama.
RISALAH AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH. bisa Anda dapatkan di
Toko Buku Aswaja Surabaya Jangan lupa kunjungi juga buku kami : SARUNG & DEMOKRASI, Dari NU untuk Peradaban Keindonesiaan